Senin, 03 Desember 2018

Realisasi APBN sampai dengan akhir Oktober 2018


Realisasi APBN

Perkembangan APBN hingga periode Oktober 2018 menunjukan capaian yang sangat positif pada semua komponen serta konsisten sejak awal tahun. Pendapatan Negara dan Belanja Negara secara bersamaan mampu memberikan capaian yang lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya dan defisit terjaga lebih rendah.
Seperti pada gambar berikut:




















Dari gambar diatas menunjukan, rasio defisit anggaran terhadap PDB terjaga pada 1,6% (defisit/Asumsi PDB hingga Okt-18 atau -236,99/14.596,64) yang merupakan angka terendah dalam lima tahun terakhir pada periode yang sama. Hal ini menunjukan komitmen pemerintah untuk mewujudkan APBN yang lebih sehat, realistis dan kridibel.
Realisasi pendapatan negara tumbuh 19,76% (yoy) yang mencapai Rp 1.483,86 triliun atau 78,32% dari target dalam APBN tahun 2018, atau lebih baik dibandingkan realisasi pendapatan negara tahun 2017 yang mencapai Rp 1.239,03 triliun atau 71,37% dari target dalam APBN tahun 2017. Rincian realisasi pendapatan Negara adalah sebagai berikut:
  1. Laju inflasi penerimaan perpajakan tumbuh sebesar 15,87% (yoy) atau mencapai Rp 1.160,66 triliun atau 71,73% dari target APBN 2018, yang terutama bersumber dari: a. Penerimaan pajak yang tumbuh sebesar 16,25% (yoy) dengan capaian sebesar Rp 1.016,52 triliun atau 71,39% dari target APBN tahun 2018; b. Penerimaan bea dan cukai tumbuh sebesar 13,27% (yoy) dengan capaian sebesar Rp 144,14 triliun atau 74,26% dari target APBN tahun 2018.
  2. Pertumbuhan realisasi PNBP juga menunjukan nilai yang signifikan dan sangat positif sebesar 34,52% (yoy) yang mampu membukukan nilai realisasi sebesar Rp 315,44 triliun atau 114,53% dari target APBN tahun 2018.
  3. Sementara itu penerimaan Hibah juga mengalami peningkatan sebesar 170,63% (yoy) dengan nominal Rp 7,77 triliun atau 648,84% dari target APBN tahun 2018, meningkat dari capaian tahun sebelumnya sebesar Rp 2,87 triliun atau 92,32% dari target APBN.
Selanjutnya untuk kinerja penyerapan belanja negara meningkat 11,94% (yoy) yang mencapai Rp 1.720,85 triliun atau 77,49% dari pagu APBN 2018 dengan rincian sebagai berikut:
  1. Belanja pemerintah pusat tumbuh 19,58% (yoy) dengan capaian Rp 1.074,43 triliun atau 73,87% dari Pagu. Kontribusi belanja Negara ini didukung oleh: a. Belanja K/L yang meningkat sebesar 11,46% (yoy) dengan nominal Rp 586,37 triliun atau 69,19% dari Pagu; b. Belanja Non K/L naik 26,08% (yoy) yang mencapai Rp 488,06 triliun atai 80,40% dari Pagu.
  2. Sedangkan TKDD tumbuh sebesar 1,19% (yoy) dengan capaian Rp 646,42 triliun atau 84,37% dari Pagu APBN tahun 2018, diantaranya adalah: a. Transfer ke daerah meningkat sebesar 1,81% (yoy) dengan nominal Rp 601,99 triliun atau 85,25% dari Pagu; b. Dana desa sedikit mengalami penurunan sebesar 6,51% (yoy) dengan capaian Rp 44,43 triliun atau 74,05% dari Pagu.
Berdasarkan realisasi Pendapatan Negara dan Belanja Negara diatas, maka realisasi defisit anggaran sebesar Rp 236,99 triliun dengan defisit keseimbangan primer sebesar Rp 23,76 triliun, menurun dibandingkan defisit anggaran periode yang sama tahun 2017 yakni Rp 298,33 triliun dengan defisit keseimbangan primer sebesar Rp 115,22 triliun. Dengan realisasi pembiayaan sebesar Rp 320,01 triliun termasuk untuk pembiayaan investasi sebesar Rp 14,71 triliun, terdapat kelebihan pembiayaan anggaran sebesar Rp 83,02 triliun. Melihat gambaran fiskal tersebut, maka pelaksanaan APBN tahun 2018 secara garis besar masih on the track.




Sumber diambil dari:
https://www.kemenkeu.go.id/media/11095/apbn-kita-edisi-november-2018.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar